Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh, sobat ada postingan
lagi nih kali ini tips mennawar racun kemaksiatan, selamat membaca yah moga
bermanfaat.
"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang
mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah
dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang
hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka
hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari Muslim)
Ada beberapa tips yang insyaalah akan menjadi penawar dari racun kemaksiatan yaitu :
1. Anggaplah
besar dosamu.
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata,
”Orang
beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut
gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa)
dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Janganlah meremehkan dosa.
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Janganlah
kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang
datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga
mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa
menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (HR. Ahmad
dengan sanad yang hasan)
Apa saja 11 tips yang lainnya? Ikuti selengkapnya…
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa).
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Semua
umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk
mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari
kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya,
ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan
demikian’. Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada
pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
4. Taubat nasuha yang tulus.
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Allah lebih
bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara
kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus. Kemudian
kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan
dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur di
bawah naungannya dalam keaadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam
keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil
tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, ‘Ya Allah
Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu’. Ia salah ucap karena sangat
bergembira”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka ulangilah bertaubat.
Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata,
”Sebaik-baik
kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.”
ditanyakan, ‘Jika ia mengulangi lagi?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada
Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Jika ia kembali berbuat dosa?’ Ia menjawab,
‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Sampai kapan?’ Dia
menjawab, ‘Sampai setan berputus asa.”
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan.
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui
pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauh darinya secara keseluruhan dan
sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar.
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam beristighfar kepada Allah dalam sehari
lebih dari 70 kali (dalam hadits lain 100 kali).
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas
tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena
yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemksiatan tidak lain hanyalah
karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi dirinya daripada
panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan.
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Bertakwalah
kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan
maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah
manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Tirmidzi menilai hadits
ini hasan shahih)
10. Merealisasikan tauhid.
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman, ‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan
pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan
keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni
dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat
kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku
mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan,
maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan
dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku
menemuinya dengan maghfirah yang sama.” (HR. Muslim dan Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik.
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih.
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan sesorang bersama mereka, walaupun
ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal.
c. Manusia itu ada 3 golongan:
1. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya
dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
2. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan
menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharapa
suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
3. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan
menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik
dari persahabatan yang baik.
e. Tidak ada alasan untuk berpisah dengan orang-orang yang baik.
12. Jangan tinggalkan da’wah.
Said bin Jubair berkata,
”Sekiranya
sesorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah dari kemungkaran sehingga
tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahanpun), maka tidak ada seorangpun yang
menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.” Imam malik
berkomentar, ”Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun
(kesalahan).”
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya.
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menceritakan kepada para shahabat
bahwasanya seseorang berkata,
”Demi Allah,
Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah swt berkata, ”Siapakah yang
bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku
telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR.
Muslim).
Disadur secara ringkas dari buku 13 Penawar Racun kemaksiatan terjemahan dari
kitab Sabiilun najah min syu’mil ma’shiyyah) karangan Muhammad bin Abdullah
Ad-Duwaisy
Allah SWT berfirman,
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. yang mengajar
(manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq: 1-5)
"Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS.Al-Ashr:
1 – 3)
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan HIKMAH dan PELAJARAN yang BAIK dan
BANTAHLAH mereka dengan CARA yang TERBAIK. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl
ayat 125)
"Tidak
ada kepada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar."(QS An-Nisa' [14] : 114)
"….Katakanlah:
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS
az-zumar (39) ayat : 9)
"….Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan." (QS al-mujadillah (58) ayat 11)
"….Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang
berilmu (ulama)…"(QS fathir (35) ayat 28)
"Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatau kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada
pelindung bagi mereka selain Dia." (QS Ar-Ra’d: 11)
“Berikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih bahwasanya
mereka akan mendapatkan balasan berupa surga yang di bawahnya mengalir
sungai-sungai…” (QS. al-Baqarah: 25)
Nabi Muhammad SAW. bersabda,
"Sebaik-baik
manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR.
Bukhari dan Muslim)
"Sebaik-baiknya
kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya." (HR.
Bukhari)
"Yang
terbaik diantara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia." (HR.
Ahmad bin Hambal)
"Sebaik-baiknya
manusia diantara kamu ialah orang yang umurnya panjang dan banyak amal
kebajikannya." (HR. Tirmidzi)
"Tidak
sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri." (HR Bukhari dan Muslim).
"Menuntut
Ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan." (Riwayat
Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)
"Pelajarilah
oleh kamu ilmu, sebab mempelajari ilmu itu memberikan rasa takut kepada Allah :
Menuntutnya merupakan Ibadah, Mengulang-ngulangnya merupakan Tasbih,
pembahasannya merupakan Jihad, Mengajarkannya kepada orang lain merupakan
Shodaqoh, menyerahkan kepada ahlinya merupakan pendekatan diri kepada Allah.
maka SEMPURNAKANLAH..." (HR. Ibn' Abdil Barr)
"Barang
siapa yang bertambah ilmunya namun tiada bertambah amalnya Tiada bertambah
baginya dengan Allah kecuali bertambah jauh " (HR. Dailami dari Ali).
"Orang
yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah
menjadikan ilmunya tidak bermanfaat." (HR. Al Baihaqi)
"Barangsiapa
menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya
dengan (ilmu) itu jalan menuju surga." (HR. Muslim)
"Perumpamaan
Allah Azza Wa Jalla mengutusku menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti
titisan hujan yang telah membasahi bumi. Manakala bumi tersebut sebahagian
tanahnya ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumput
dan sebahagian lagi berupa tanah-tanah keras yang dapat menahan air, lalu Allah
memberi manfaat kepada manusia sehingga mereka dapat meneguk air, memberi minum
dan menggembala ternaknya di tempat itu. Ada juga titisan air hujan tersebut
jatuh di tanah yang lain, iaitu tanah gersang yang sama sekali tidak dapat
menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput rampai. Manakala itu semua
adalah perumpamaan orang yang bijak pandai tentang agama Allah dan
memanfaatkannya setelah aku diutus oleh Allah. Maka baginda tahu dan mahu
mengajar apa yang diketahuinya dan juga perumpamaan orang yang keras kepala
yang tidak mahu menerima petunjuk Allah yang keranaNya aku diutuskan." [Muttafaq'alaih]
"Barangsiapa
yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala
seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun."(HR. Muslim)
"Janganlah
kalian menuntut ilmu untuk membanggakan terhadap para ulama dan untuk
diperdebatkan dikalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula
menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk
menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barang siapa seperti itu, maka baginya
neraka... neraka." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia mengucapkan
perkataan yang baik atau (lebih baik) diam.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
"Setiap
anak cucu Adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat
salah ialah yang banyak bertaubat." (HR. Tirmidzi)
"Berbuat
sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah dalam
amal dan berkatalah yang benar/jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah
dalam amal dan jujur dalam berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun
diantara kalian tidak akan bisa masuk surga dengan amalnya. Dan amalan yang
paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus) meskipun
sedikit." (HR. Bukhari)
“Katakanlah,
saya beriman kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
"Tidaklah
seorang hamba menutup aib hamba yang lain di dunia kecuali Allah akan menutupi
aibnya di hari kiamat"(HR. Muslim)
"Demi
Allah, sesungguhnya berteman dengan suatu kaum yang menakut-nakutimu hingga
akhirnya kamu menemukan rasa aman itu lebih baik daripada kamu berteman dengan
sekelompok orang yang membuatmu merasa aman, namun akhirnya kamu di kejar-kejar
oleh perkara-perkara yang menakutkan." (Imam Ahmad, dalam Kitab Az
Zuhd)
Gitu sobat jadi kalo kita pengin menjauhi racun kemaksiatan itu sedikit tipsnya yah semoga membantu, amin... akhirul kata wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.